Error: Invalid or missing Google Analytics token. Please re-authenticate.

Sujiati Soroti Alih Fungsi Lahan Pertanian: Dilema Petani Akibat Krisis Air dan Harga Gabah - Beritakaltimterkini.com

Sujiati Soroti Alih Fungsi Lahan Pertanian: Dilema Petani Akibat Krisis Air dan Harga Gabah

PENAJAM – Wakil Ketua Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Sujiati, menyoroti persoalan alih fungsi lahan pertanian yang terus terjadi di sejumlah wilayah di PPU. Ia menyebutkan bahwa kondisi ini merupakan dilema yang dihadapi petani akibat krisis air dan rendahnya harga gabah di masa lalu.

“Kalau terkait alih fungsi lahan, ini memang dilema. Masalahnya sudah dari dulu, terutama soal air yang sampai sekarang belum tertangani dengan baik,” ungkap Sujiati Senin (19/5/2025). .

Menurutnya, banyak petani yang terpaksa menanam kelapa sawit karena tidak tersedianya sistem pengairan yang memadai untuk tanaman padi. Ia menambahkan bahwa tanaman padi hanya bisa dipanen sekali dalam setahun, sementara dalam kondisi minim air, lahan-lahan pertanian justru dibiarkan tidur.

“Akhirnya masyarakat menanam sawit. Karena untuk padi, satu tahun hanya sekali panen, dan itu pun tidak selalu berhasil. Jadi lahan itu akhirnya dialihfungsikan,” ujarnya.

Selain kendala air, Sujiati juga menyebut rendahnya harga gabah pada masa itu sebagai faktor pendorong utama petani beralih ke sawit. Ia menyebut sawit sempat menjadi satu-satunya komoditas yang menjamin kesejahteraan petani.

Namun, melihat perkembangan harga gabah yang kini mulai membaik dan hasil panen yang lebih menjanjikan, Sujiati mendorong agar lahan-lahan yang belum berubah fungsi bisa dioptimalkan kembali untuk pertanian pangan.

“Saya sepakat, kalau harga gabah seperti sekarang, lahan-lahan yang masih ada harus dimaksimalkan. Sementara yang baru-baru ini berencana alih fungsi, kami akan coba pendekatan ke masyarakat agar lahannya tetap dipertahankan,” tegasnya.

Sujiati berharap ada intervensi dari pemerintah daerah dalam bentuk perbaikan infrastruktur irigasi dan pendampingan intensif bagi petani agar mereka tidak lagi terpaku pada komoditas tertentu, melainkan bisa berdaya secara ekonomi dengan tetap mempertahankan fungsi lahan sebagai pertanian pangan.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *