Dispusip PPU Perluas Akses Literasi Melalui Perpustakaan Keliling dan Digital

PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) terus berupaya memperluas akses literasi masyarakat, khususnya di wilayah terpencil dan fasilitas publik.

Strategi ini dilakukan melalui penguatan layanan perpustakaan keliling dan pengembangan sistem perpustakaan digital berbasis aplikasi.

Kepala Dispusip PPU, Muhammad Yusuf Basrah, menjelaskan bahwa layanan perpustakaan keliling saat ini masih menjadi tulang punggung program literasi di daerah. Layanan ini menyasar sekolah-sekolah dan komunitas di desa-desa yang belum memiliki fasilitas perpustakaan tetap.

“Mobil perpustakaan keliling kami aktif menjangkau sekolah dan desa untuk memberikan akses bacaan bagi anak-anak dan remaja. Ini sangat efektif untuk menumbuhkan minat baca sejak dini di wilayah yang sulit dijangkau,” ujar Yusuf, Rabu (9/7/2025).

Selain perpustakaan keliling, Dispusip PPU juga tengah menyiapkan sistem layanan perpustakaan berbasis digital. Melalui program ini, masyarakat nantinya dapat mengakses koleksi buku secara daring melalui perangkat gawai.

Transformasi ini dinilai penting untuk menjawab tantangan zaman dan kebiasaan masyarakat yang kini semakin digital.

“Perpustakaan digital memungkinkan masyarakat membaca buku kapan saja dan di mana saja. Peminjaman juga bisa terekam otomatis tanpa perlu petugas jaga,” ungkap Yusuf. Namun, ia menambahkan bahwa pengadaan buku digital memerlukan anggaran khusus, karena sistem lisensinya berbeda dengan buku fisik.

Sejauh ini, Dispusip telah dua tahun berturut-turut mengajukan penganggaran sistem digital tersebut, tetapi realisasinya masih terkendala oleh keterbatasan fiskal daerah. Meski begitu, pihaknya tetap membuka kemungkinan kerja sama dengan pihak provinsi dan Perpusnas.

Sementara itu, jumlah koleksi fisik perpustakaan daerah PPU saat ini mencapai lebih dari 26 ribu eksemplar, dengan estimasi 9.000 hingga 13.000 judul buku. Jumlah tersebut mencakup hasil pengadaan hingga tahun 2024, termasuk bantuan terbatas dari Perpusnas dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.

“Tahun ini memang belum ada pengadaan besar, tapi kami tetap menerima bantuan buku dalam jumlah kecil, seperti 100 hingga 500 eksemplar dari Perpusnas. Bahkan kami juga usulkan tambahan koleksi untuk tujuh Puskesmas,” jelasnya. Inisiatif tersebut merupakan bagian dari upaya memperluas literasi di fasilitas layanan umum.

Yusuf menuturkan bahwa Puskesmas dipandang sebagai titik strategis penyebaran literasi, karena menjadi tempat interaksi harian warga.

Saat ini, usulan bantuan buku untuk Puskesmas masih dalam tahap verifikasi, termasuk kesiapan ruangan dan pengelola pustaka.

Dengan berbagai upaya tersebut, Dispusip PPU menargetkan pembangunan ekosistem literasi yang inklusif dan berkelanjutan. Kombinasi layanan keliling, digital, dan fisik diharapkan dapat mempersempit kesenjangan akses informasi di wilayah kabupaten.

“Tujuan akhirnya adalah memastikan bahwa setiap warga, baik di pusat kota maupun pelosok desa, memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan informasi, ilmu pengetahuan, dan bahan bacaan yang layak,” pungkas Yusuf.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *