Error: Invalid or missing Google Analytics token. Please re-authenticate.

Pemkab PPU Bangun Rumah Singgah Senilai Rp700 Juta untuk ODGJ dan Tunawisma - Beritakaltimterkini.com

Pemkab PPU Bangun Rumah Singgah Senilai Rp700 Juta untuk ODGJ dan Tunawisma

PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Sosial (Dinsos) sedang berupaya mengatasi masalah sosial yang kian kompleks, khususnya terkait penanganan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan tunawisma. Sebagai langkah konkret, Dinsos PPU akan membangun sebuah rumah singgah yang diharapkan dapat menjadi solusi permanen bagi mereka yang terlantar.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial PPU, Mukhtar, mengungkapkan bahwa proyek pembangunan rumah singgah ini kini sudah memasuki tahap pelelangan.

“Anggarannya sekitar Rp700 juta. Fasilitas ini akan kami bangun untuk menampung orang-orang terlantar, termasuk ODGJ,” jelas Mukhtar, Selasa (2/9/2025).

Menurut Mukhtar, selama ini penanganan ODGJ yang ditemukan di jalanan menjadi tantangan tersendiri bagi pihak Dinsos.

“Kalau kita menangkap ODGJ, kita titipkannya di kantor Satpol PP. Tentu itu bukan tempat yang ideal. Dengan adanya rumah singgah ini, mereka akan mendapatkan tempat yang lebih layak dan manusiawi sebelum dibawa ke fasilitas kesehatan,” tambahnya.

Rumah singgah yang akan dibangun direncanakan memiliki empat kamar, termasuk satu kamar khusus yang dirancang untuk menampung ODGJ.

“Desainnya sudah kita pikirkan agar bisa mengakomodasi kebutuhan mereka yang memerlukan penanganan khusus,” ungkap Mukhtar.

Pembangunan rumah singgah ini diperkirakan memakan waktu relatif singkat, yaitu sekitar dua bulan atau 45 hari kerja. Proses konstruksi diharapkan dapat dimulai dalam waktu dekat setelah tahap lelang selesai.

“Kami menargetkan pembangunan bisa selesai pada bulan Oktober atau awal November 2025,” kata Mukhtar.

Setelah rumah singgah rampung, Dinsos PPU akan menjadi pihak yang bertanggung jawab penuh dalam pengelolaan sementara.

“Untuk SDM (Sumber Daya Manusia) sementara yang mengelola adalah kami dari Dinsos. Nanti setelah fasilitas ini beroperasi, baru akan ada evaluasi lebih lanjut mengenai sistem pengelolaannya,” jelas Mukhtar.

Mukhtar juga menjelaskan bahwa rumah singgah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat penampungan sementara, tetapi juga menjadi pusat rehabilitasi. ODGJ yang ditampung akan dirujuk ke rumah sakit di Samarinda untuk mendapatkan perawatan dan pelatihan dari tenaga ahli.

“Di sana, mereka akan dilatih dan mendapatkan bimbingan hingga kondisinya membaik dan dianggap sudah sembuh. Setelah itu, mereka akan dikembalikan ke keluarga masing-masing,” terang Mukhtar. Ia menekankan pentingnya peran keluarga dalam proses pemulihan.

“Kami akan memastikan keluarga menjemput mereka,” tegasnya.

Data terbaru Dinsos PPU menunjukkan ada lima kasus ODGJ yang menjadi perhatian, dengan rincian tiga kasus berasal dari Penajam, satu dari Giripurwa, dan satu dari Nipah-Nipah.

Mukhtar berharap, keberadaan rumah singgah ini dapat menjawab keluhan dan keresahan masyarakat terkait keberadaan orang terlantar di jalanan.

“Saya berharap fasilitas ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin. Tidak ada lagi orang terlantar di jalan dan mudah-mudahan keluhan masyarakat terkait ODGJ yang terlantar bisa teratasi. Begitu pula bagi para pendatang yang mencari kerja tapi akhirnya terlantar, mereka bisa ditampung di sini,” tutup Mukhtar penuh harap.(Adv)

 

Penulis: Ayu




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *