PENAJAM – Festival Tambak Pulut sempat menjadi salah satu ajang budaya yang menarik perhatian masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Festival ini lahir berkat dukungan Dana Abadi Indonesia pada 2023 dan digelar beriringan untuk menyemarakkan Festival Nondoi.
Kepala Bidang Kebudayaan dan Produk Budaya Disbudpar PPU, Christian Nur Selamat, menjelaskan bahwa Festival Tambak Pulut sejatinya berdiri sebagai festival kuliner khas PPU. Tidak hanya menampilkan makanan tradisional, tetapi juga menjadi wadah edukasi bagi masyarakat untuk mengenal lebih dekat ragam tradisi kuliner lokal.
“Festival Tambak Pulut memang sempat berjalan bersamaan dengan Festival Nondoi, tapi sebenarnya konsepnya berbeda. Kalau Nondoi lebih ke budaya dan ritual, Tambak Pulut itu fokus ke kuliner tradisi. Ada banyak jenis tambak, seperti tambak maulid, tambak naik ayunan, dan tambak untuk acara hajatan,” jelasnya.
Dalam festival tersebut, para pelaku budaya menampilkan beragam jenis tambak sekaligus menjelaskan proses pembuatannya. Hal ini memberikan pengalaman berbeda bagi masyarakat, karena mereka bisa melihat langsung bagaimana tradisi kuliner ini dihidangkan dalam berbagai konteks budaya.
Christian menambahkan, kehadiran festival ini membuktikan bahwa kuliner tradisional PPU memiliki nilai budaya sekaligus potensi pariwisata. Namun, karena pendanaan dari Dana Abadi Indonesia hanya diberikan satu kali, keberlanjutan festival ini belum bisa dilanjutkan oleh daerah.
“Harapan kita, festival ini bisa kembali dihidupkan. Karena kuliner seperti Tambak Pulut bukan hanya makanan, tapi juga bagian dari identitas budaya PPU,” pungkasnya. (ADV)







