PENAJAM – Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus mengoptimalkan peran mobil dan motor perpustakaan keliling sebagai ujung tombak dalam mendekatkan akses literasi kepada masyarakat, terutama di lingkungan sekolah.
Kepala Dispusip PPU, M. Yusuf Basra, memaparkan bahwa armada keliling ini didesain khusus untuk melayani dan menjangkau wilayah-wilayah yang jauh dari pusat kota.
Mengenai fungsi mobil dan motor keliling, Yusuf Basra menjelaskan bahwa kedua kendaraan tersebut digunakan untuk kegiatan mendatangi sekolah-sekolah.
“Itu untuk ke sekolah-sekolah, dan yang motor masih belum terlalu beroperasi,” katanya, Sabtu (25/10/2025).
Sementara itu, mobil perpustakaan keliling yang sudah beroperasi memiliki jadwal kunjungan yang terstruktur.
“Untuk mobil akan melakukan kunjungan 2-3 kali seminggu dan sudah ada jadwalnya, atau bisa juga untuk menghadiri undangan,” jelas Yusuf Basra.
Sasaran utama kunjungan ini mencakup Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan pondok pesantren di wilayah PPU.
Yusuf Basra menambahkan bahwa mobil perpustakaan keliling ini memang dirancang untuk menjangkau sekolah-sekolah pedalaman. Meskipun saat ini kondisi jalan di PPU sudah membaik dan sebagian besar sekolah mudah dijangkau tanpa medan yang sulit, fokus kunjungan tetap diprioritaskan untuk sekolah-sekolah di luar kecamatan Penajam.
“Biasa mobil tersebut akan mengunjungi SD, SMP, dan pondok pesantren. Untuk sekarang mobil tersebut jarang beroperasi di luar kecamatan Penajam,” tambahnya.
Meskipun demikian, mobil perpustakaan keliling ini masih menjadi instrumen penting bagi Dispusip PPU dalam menggalakkan minat baca, terutama di kalangan pelajar.
Yusuf Basra berharap kehadiran mobil ini dapat memicu peningkatan literasi masyarakat PPU.
Secara umum, Dispusip PPU menaruh harapan besar pasca-revitalisasi gedung dan penguatan program perpustakaan keliling ini.
“Harapan ke depannya, pengunjung perpustakaan keliling lebih ramai, anak anak lebih banyak baca buku yang sudah disediakan,” tutup Yusuf Basra,
yang menyadari bahwa tantangan literasi di tingkat kabupaten masih perlu terus diperjuangkan untuk mengejar ketertinggalan dengan kota-kota besar di Kalimantan Timur. (Adv)
Penulis : ayu







