Error: Invalid or missing Google Analytics token. Please re-authenticate.

Disbudpar PPU Dorong Pengembangan Karya Budaya Lokal - Beritakaltimterkini.com

Disbudpar PPU Dorong Pengembangan Karya Budaya Lokal

PENAJAM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tidak hanya fokus dengan pariwisata, tetapi juga serius mendorong pelestarian karya budaya lokal yang dimiliki masyarakat setempat, khususnya suku asli PPU.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar PPU, Christian Nur, menjelaskan, pengembangan karya budaya merupakan bagian penting dalam menjaga kekayaan tradisi dan kearifan lokal. Ia menyebut, ke depan pihaknya akan terus mendorong kegiatan literasi budaya yang melibatkan akademisi dan masyarakat.

“Literasi ini penting, terutama untuk mendokumentasikan dan membuktikan keaslian karya budaya yang ingin kami ajukan sebagai warisan budaya nasional,” jelasnya.

Namun, Christian juga mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi, salah satunya adalah minimnya dokumentasi karya budaya di PPU. Akibatnya, banyak tradisi dan warisan budaya belum bisa diajukan secara resmi karena kekurangan data pendukung.

Meski begitu, Disbudpar PPU sudah berhasil mengusulkan dua karya budaya yang kini telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, yaitu tradisi Botoreh dan kuliner Tambakul.

Menurut Christian, Botoreh adalah tradisi adat yang sarat nilai-nilai budaya, sementara Tambakul merupakan makanan khas dari ketan yang diwariskan secara turun-temurun. Keberhasilan ini tak lepas dari dukungan para sesepuh adat, seperti Pak Swiss Santoso untuk Botoreh dan Ibu Sanurjana untuk Tambakul.

“Ini jadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat PPU. Dengan pengakuan ini, kami semakin termotivasi untuk mengembangkan budaya lokal lainnya,” ujar Christian.

Ia menambahkan bahwa pengajuan karya budaya ke tingkat nasional membutuhkan dokumentasi yang lengkap dan rinci. Karena itu, peran akademisi dan tokoh masyarakat sangat dibutuhkan dalam proses pelestarian ini.

“Semakin banyak dokumentasi yang lengkap, semakin besar peluang sebuah karya budaya untuk diakui secara nasional,” tutupnya.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *