PENAJAM – Dinas Pertanian Penajam Paser Utara (PPU) mewacanakan pengembangan kawasan wisata petik buah atau agrowisata berbasis komoditas hortikultura lokal.
Wacana ini akan mengedepankan kolaborasi antara Dinas Pertanian dan Dinas Pariwisata, serta melibatkan pelaku usaha dan kelompok tani di tingkat desa dan kelurahan.
Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian PPU, Gunawan mengatakan bahwa semua wilayah di PPU memiliki potensi agrowisata yang cukup besar.
Sejumlah desa dan kelurahan memiliki komoditas buah unggulan yang bisa dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Namun hingga saat ini, konsep tersebut masih sebatas wacana dan belum masuk tahap pelaksanaan.
“Memang potensinya besar, tapi realisasinya sangat bergantung pada komitmen kelompok tani atau pelaku usaha yang mau terlibat langsung. Saat ini masih sebatas pembicaraan awal dan belum dilakukan koordinasi resmi dengan pihak desa maupun kelurahan,” ujar Gunawan, Kamis (10/7/2025).
Menurutnya, bentuk kerja sama yang sedang dipertimbangkan adalah melalui kemitraan antara pemerintah dan investor swasta.
Hal ini dinilai dapat mempercepat proses pengembangan kawasan wisata sekaligus mendorong sektor pertanian menjadi lebih produktif dan bernilai ekonomi tinggi.
Gunawan menyebutkan, beberapa kawasan di PPU sejatinya sudah menerapkan model agrowisata secara terbatas, meskipun belum secara resmi dikembangkan sebagai destinasi wisata.
Contohnya adalah kawasan petik buah petai, kelengkeng, dan jambu kristal yang dibuka saat musim panen.
“Di Sepan misalnya, sudah ada kebun kelengkeng dan jambu kristal. Lalu di Babulu, ada kebun pepaya dan musiman durian. Komoditas ini sebenarnya bisa jadi ikon wisata petik buah jika dikemas dengan baik,” katanya.
Namun demikian, kendala saat ini adalah kurangnya minat dan kesadaran masyarakat untuk menjadikan lokasi perkebunan sebagai destinasi wisata alternatif.
Gunawan menilai daya tarik agrowisata perlu dikembangkan tidak hanya dari sisi produk, tapi juga dari segi pengemasan dan promosi.
“Kalau kemasannya kurang menarik, masyarakat juga enggan berkunjung. Jadi bukan hanya tanamannya, tapi juga harus didukung oleh fasilitas, akses, dan atraksi yang bisa menambah pengalaman pengunjung,” jelasnya.
Dinas Pertanian sendiri masih menunggu skema kerja sama lebih lanjut yang akan dibahas bersama Dinas Pariwisata. Selain itu, partisipasi dari sektor swasta dan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) juga sangat diharapkan agar model wisata petik buah bisa berjalan berkelanjutan.
“Prinsipnya, jika ada pihak swasta yang ingin mengembangkan, kita dukung. Tapi untuk tahap awal, ini masih perlu dimatangkan dari sisi konsep dan kesiapan lapangan,” pungkas Gunawan.