PENAJAM – Festival Belian Adat Paser Nondoi akan kembali hadir di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) pada Oktober 2025. Agenda budaya tahunan ini akan berlangsung selama empat hari dengan rangkaian kegiatan adat dan hiburan masyarakat.
Kepala Bidang Pariwisata dan Pemasaran Disbudpar PPU, Juzlizar Rakhman, menyebutkan persiapan festival berjalan sesuai rencana.
“Insyaallah tetap terlaksana, kemungkinan di akhir Oktober seperti tahun sebelumnya,” ujarnya, Rabu (27/8/2025).
Menurutnya, penentuan waktu pelaksanaan tidak semata ditentukan pemerintah, melainkan juga melibatkan Lembaga Adat Paser (LAP). Peran mulung atau pemimpin adat sangat penting, terutama untuk menentukan hari baik serta memimpin ritual pembersihan kampung.
“Hari pelaksanaan itu kita serahkan pada mulung dari LAP. Pemerintah sifatnya mengikuti,” jelasnya.
Juzlizar menambahkan, konsep festival tahun ini masih akan mengacu pada pola yang sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karena Festival Nondoi merupakan kegiatan rutin yang lebih menekankan pada pelestarian budaya.
“Tema pun ditentukan langsung oleh LAP. Kita mendukung dari sisi penyelenggaraan,” lanjutnya.
Untuk mendukung suksesnya acara, Disbudpar PPU menyiapkan alokasi anggaran sekitar Rp300 juta yang bersumber dari APBD. Festival yang berlangsung empat hari ini akan dibuka dengan seremoni pembukaan, dilanjutkan dengan tiga hari ritual adat, dan ditutup dengan prosesi pelarungan jangkit.
Lebih jauh, Juzlizar menekankan bahwa Festival Nondoi bukan hanya milik masyarakat PPU, melainkan juga bagian dari warisan rumpun Paser secara luas.
“Biasanya LAP juga mengundang dari Kabupaten Paser karena akar budayanya memang sama. Itu undangan akan langsung dari LAP,” pungkasnya.
