PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus mendorong pelestarian budaya lokal, khususnya budaya Paser yang merupakan identitas masyarakat asli daerah.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar PPU, Christian Nur Selamat, menjelaskan bahwa pelestarian budaya di PPU tidak hanya berfokus pada seni pertunjukan, tetapi juga mencakup seluruh aspek yang tergolong dalam 10 Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK). Hal ini mengacu pada Peraturan Daerah tentang Pemajuan Kebudayaan yang sudah ditetapkan di kabupaten tersebut.
“Selama ini sebagian masyarakat hanya mengenal kesenian dan tradisi sebagai bentuk pelestarian budaya. Padahal ruang lingkupnya jauh lebih luas, mencakup perlindungan, pengembangan, pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan,” ungkap Christian, baru-baru ini.
Dia menambahkan, budaya Paser yang dilestarikan di PPU memiliki kekhasan karena terbentuk dari tiga unsur utama, yakni keraton, pesisir, dan pedalaman. Masing-masing unsur ini memiliki karakter budaya yang berbeda, namun tetap saling terkait dalam jalinan sejarah Paser.
Contohnya, budaya keraton terinspirasi dari nilai-nilai Islam dan dapat ditelusuri jejaknya hingga ke wilayah Paser Waru Tua, yang dulunya merupakan bagian dari kerajaan Paser. Sementara budaya pesisir banyak tercermin dalam seni pertunjukan seperti ronggeng, yang menjadi salah satu warisan budaya yang masih hidup di tengah masyarakat.
Adapun unsur pedalaman memiliki kekayaan budaya tersendiri yang masih lestari hingga kini, salah satunya melalui ritual belian adat Paser yang menjadi pusat perhatian dalam perayaan tahunan Festival Nondoi.
“Uniknya, budaya Paser itu menggabungkan tiga dimensi ini. Suku Paser punya keunggulan karena satu suku bisa mewariskan lebih dari satu jenis budaya, berbeda dengan suku lain yang biasanya hanya memiliki satu bentuk budaya dominan,” jelas Christian.
Disbudpar PPU berkomitmen untuk terus memperkuat identitas budaya lokal agar tetap relevan dan dapat berkontribusi dalam membangun karakter daerah di tengah arus globalisasi.