PENAJAM — Kemajuan teknologi informasi menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan minat baca di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Hal ini disampaikan oleh Anggota Komisi I DPRD PPU, Mahyudin, yang menilai bahwa era digital saat ini mengubah pola akses informasi dan menggeser minat masyarakat terhadap buku fisik.
“Sekarang ini orang lebih nyaman cari informasi lewat aplikasi atau AI. Jadi, sistem digital ini memang memudahkan, tapi juga menggeser minat baca tradisional,” ujar Mahyudin Kamis (26/6/2025).
Ia menilai bahwa hal ini menjadi tantangan besar bagi perpustakaan dalam mempertahankan relevansi dan fungsinya. Oleh karena itu, menurutnya, perlu ada strategi untuk menggabungkan sistem digital dengan pendekatan konvensional agar budaya literasi tetap tumbuh.
Lebih jauh, Mahyudin juga menyoroti pentingnya peningkatan akreditasi perpustakaan di PPU. Dari data yang ada, baru sekitar 40 persen perpustakaan di daerah tersebut yang terakreditasi.
“Walaupun berat, kita tetap harus menargetkan 100 persen akreditasi. Ini penting supaya kualitas layanan perpustakaan meningkat, apalagi di tengah tantangan digital seperti sekarang,” tegasnya.
Ia berharap, semua pihak termasuk sekolah, pemerintah daerah, dan keluarga bisa bersinergi menanamkan budaya literasi sejak dini dan menghadirkan layanan perpustakaan yang adaptif terhadap perkembangan zaman.







