PENAJAM – Sebanyak 10 siswa SMA dari PPU berhasil lolos seleksi melalui program beasiswa afirmasi. Merupakan program hasil kerja sama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) PPU dan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Masyarakat Pemkab PPU, Nicko Herlambang, mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian ini.
“Dari 19 berkas yang lolos seleksi awal, alhamdulillah sekitar 10 orang diterima di UGM,” ujarnya. Ia merinci, SMAN 4 PPU menyumbangkan 5 siswa, SMAN 2 PPU, 3 siswa, dan SMAN 1 PPU, 2 siswa.
Para siswa yang diterima di berbagai jurusan strategis ini mencerminkan kebutuhan pembangunan PPU ke depan. Jurusan-jurusan tersebut antara lain D4 Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat, S1 matematika, S1 penyuluhan dan komunikasi pertanian, D4 pembangunan ekonomi kewilayahan, D4 akuntansi sektor publik, S1 kedokteran gigi, S1 manajemen komunikasi dan teknik.
“Jurusannya cukup bervariasi, mulai dari engineering, vokasi, kedokteran, dan pertanian. Ini sesuai dengan harapan kami bahwa kerja sama ini dapat mendukung terwujudnya Indonesia Emas 2045 di PPU,” jelas Nicko, Kamis (17/7/2025).
Pencapaian ini merupakan lonjakan yang patut diapresiasi. Nicko menyebut, pada dua tahun sebelumnya hanya 1 siswa yang berhasil lolos, kemudian meningkat menjadi 4, dan kini mencapai 10.
“Ini capaian cukup baik dari yang semula awal gelombang 2 tahun sebelumnya hanya 1 orang, kemudian meningkat jadi 4, nah sekarang jadi 10. Jadi, total ada peningkatan yang signifikan. Hampir 2 kali lipat lebih,” tegasnya.
Secara khusus, Nicko menyoroti keberhasilan SMAN 4 Babulu yang berhasil meloloskan 5 murid.
“Ini menjadi catatan penting kita, SMAN 4 Babulu yang saya pikir tidak terpikirkan bahwa anak SMA 4 bisa meloloskan sampai 5 murid, yang dulu orang menganggapnya tertinggal karena berada di Kecamatan Babulu,” katanya.
Lebih mengharukan, beberapa dari siswa yang lolos berasal dari keluarga prasejahtera, seperti petani, pekerja freelance, dan keluarga yang kurang berkecukupan.
“Ini tantangan kita ke depannya bagaimana mereka bisa berkuliah dengan baik dan berkontribusi kepada masyarakat di PPU,” tambah Nicko.
Pemkab PPU berkomitmen penuh untuk mendukung para siswa ini. Anggaran kerja sama telah disiapkan untuk mencukupi kebutuhan perkuliahan mereka di UGM. Skema pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) akan langsung dilakukan ke rekening kampus, sehingga mahasiswa dapat fokus pada studinya.
“Kita biasanya bayar langsung ke kampus UKT-nya, jadi mahasiswa tinggal kuliah saja,” terang Nicko.
Namun, ia mengakui adanya tantangan terkait biaya hidup mahasiswa. Untuk mengatasi hal ini, Pemkab akan berupaya mencari kerja sama dengan pihak lain, seperti yang dilakukan tahun lalu dengan Bank Kaltimtara untuk memberikan dukungan finansial.
Selain UGM, Pemkab PPU juga telah menjalin kerja sama dengan beberapa universitas lain seperti Universitas Indonesia (UI), dan STT Migas. Rencananya, kerja sama juga akan diperluas dengan Universitas Balikpapan (Uniba) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).
“Kita mencoba membuat menu pilihan yang cukup banyak supaya anak-anak didik ini punya banyak opsi,” kata Nicko.
Bagi siswa yang belum beruntung melalui jalur kerja sama ini, Pemkab PPU juga akan mengupayakan model pembiayaan beasiswa lain.
Terkait kerja sama dengan STT Migas, Nicko menjelaskan bahwa sudah berjalan, sementara dengan Uniba baru akan dimulai. Program “Gratis Kuliah” di Uniba juga menjadi peluang bagi siswa PPU, terutama untuk jurusan-jurusan yang tidak tercakup dalam kerja sama khusus.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Pemkab PPU terus menunjukkan komitmennya dalam memajukan pendidikan dan menciptakan generasi unggul yang siap berkontribusi bagi pembangunan daerah.(Adv)
Penulis: Ayu