Error: Invalid or missing Google Analytics token. Please re-authenticate.

Festival Budaya di PPU Tersisa Nondoi, Anggaran Terbatas Jadi Kendala - Beritakaltimterkini.com

Festival Budaya di PPU Tersisa Nondoi, Anggaran Terbatas Jadi Kendala

PENAJAM – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) memastikan bahwa tahun ini hanya akan ada satu festival budaya yang digelar, yakni Festival Nondoi pada akhir tahun. Kegiatan budaya lainnya terpaksa ditiadakan akibat terbatasnya anggaran yang dialokasikan pemerintah pusat.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar PPU, Christian, mengungkapkan bahwa keterbatasan anggaran menjadi faktor utama berkurangnya kegiatan budaya yang biasanya rutin digelar setiap tahun. “Karena kemarin ada efisiensi anggaran dari pemerintah pusat, jadi semuanya terbatas. Ini memengaruhi banyak hal,” ujarnya, Sabtu (26/7/2025).

Menurut Christian, biasanya Festival Nondoi terdiri dari dua rangkaian utama, yakni kegiatan adat Nondoi pada hari pertama dan Festival Tanjung Penaju di hari kedua. Namun untuk tahun ini, hanya prosesi Nondoi yang akan tetap dilaksanakan. “Tanjung Penaju sekarang sudah tidak ada lagi,” imbuhnya.

Kondisi ini juga berdampak pada pelaksanaan tari-tarian kolosal yang kerap menjadi daya tarik utama dalam festival budaya di PPU. Tahun ini, besar kemungkinan pertunjukan tersebut tidak akan ditampilkan karena keterbatasan dana.

Christian mengatakan, meskipun sempat muncul harapan agar beberapa kelompok adat dapat menyelenggarakan kegiatan secara swadaya, namun hal itu sulit direalisasikan. “Beberapa lembaga angkat tangan kalau diminta swadaya. Mereka tidak sanggup sendiri,” ujarnya.

Festival budaya yang digelar setiap tahun di PPU tidak hanya berfungsi sebagai pelestarian budaya lokal, tetapi juga menjadi momentum memperkuat identitas masyarakat Paser serta menarik minat wisatawan. Namun minimnya dukungan anggaran dikhawatirkan berdampak pada keberlanjutan tradisi tersebut.

Christian menambahkan, tokoh-tokoh adat seperti Musa, yang merupakan Ketua Lembaga Adat Paser (LAP) telah diajak berdiskusi terkait keberlangsungan acara budaya ke depan. Namun hingga kini belum ada solusi konkret yang ditemukan.

Meski begitu, Disbudpar tetap berupaya agar pelaksanaan Festival Nondoi tahun ini tetap maksimal meski dengan segala keterbatasan. “Kami ingin tradisi tetap hidup, walau mungkin skalanya tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya,” kata Christian.

Pemerintah berharap, pada tahun-tahun mendatang dukungan anggaran dari pemerintah pusat dapat kembali ditingkatkan agar pelestarian budaya di Kabupaten PPU tidak terhambat oleh kendala teknis dan finansial.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *