PENAJAM – Perumda Air Minum Danum Taka (AMDT) belum bisa memanfaatkan Bendungan Lawe-Lawe secara maksimal. Padahal, bendungan ini sangat penting untuk menjamin ketersediaan air bersih di Penajam Paser Utara (PPU).
Direktur Perumda AMDT, Abdul Rasyid, mengatakan ada dua masalah utama yang menjadi penyebabnya: pembangunannya yang belum sepenuhnya rampung dan belum adanya sertifikat layak operasi. Akibatnya, pemanfaatan air dari bendungan ini masih terbatas dan belum bisa menjadi solusi penuh untuk kebutuhan air baku.
Bendungan Lawe-Lawe dirancang untuk menampung air hujan dan menjadikannya sumber air baku cadangan, terutama saat musim kemarau panjang. Menurut Rasyid, air yang tertampung ini akan dilepaskan secara terkontrol ke sungai Lawe-Lawe saat terjadi kekeringan. Setelah itu, air dari sungai akan dialirkan ke fasilitas intake milik Perumda AMDT untuk diolah menjadi air bersih.
“Air di bendungan Lawe-Lawe itu sebenarnya ada, air hujan yang tidak bisa kemana-mana. Apabila kondisinya tidak normal seperti kekeringan atau musim kemarau, airnya kita lepaskan, mengalir ke sungai Lawe-Lawe. Jadi kita alirkan ke intake kita untuk diolah menjadi air bersih,” jelas Rasyid, Sabtu (16/8/2025).
Meski air sudah tersedia, pemanfaatannya tidak bisa penuh. Rasyid mengakui, Perumda AMDT hanya bisa menggunakan air bendungan sebatas kebutuhan saat ini. Alasannya, pertama, bendung Lawe-Lawe belum memiliki sertifikat layak operasi. Sertifikat ini sangat penting untuk memastikan bahwa bendungan aman dan berfungsi sesuai standar. Kedua, pembangunannya memang belum selesai. Masih ada beberapa bagian infrastruktur yang harus diselesaikan agar bisa beroperasi secara optimal.
“Sebenarnya kita sudah manfaatkan tetapi memang tidak full pemanfaatannya. Karena pertama belum ada sertifikat layak operasinya, kedua karena memang pembangunannya belum selesai,” kata Rasyid.
Saat ini, pemanfaatan air bendung masih bersifat “terbatas”. Jika musim hujan, air hanya ditampung dan dibiarkan. Saat musim kemarau, barulah air dilepaskan melalui saluran tambahan ke sungai untuk dialirkan ke instalasi pengolahan.
Menyadari pentingnya bendungan ini, pemerintah daerah kini tengah berupaya agar pembangunannya segera rampung. Abdul Rasyid menyebutkan bahwa Bupati PPU sudah bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum (PU) untuk meminta bantuan pemerintah pusat. Upaya ini sangat didukung oleh Perumda AMDT, karena sejalan dengan program pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan dasar air bersih masyarakat.
Dengan selesainya pembangunan dan terbitnya sertifikat layak operasi, bendung ini dapat berfungsi sebagai sumber air baku utama di samping kolam-kolam retensi dan rawa-rawa yang sudah ada. Rasyid berharap perjuangan pemerintah daerah ini dapat segera membuahkan hasil, sehingga pasokan air bersih di PPU dapat terjamin, terutama di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu.(Adv)
Penulis: Ayu