PENAJAM – Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, menggarisbawahi urgensi perubahan pola pikir di kalangan pemimpin daerah, dari sekadar menjalankan rutinitas menjadi agen perubahan yang transformatif. Pernyataan ini disampaikannya dalam kegiatan
“Leadership Development Session: Pemimpin Transformasional Mendorong Kinerja Unggul dan Kesuksesan Bersama” di hadapan para pejabat di lingkungan Kabupaten PPU.
Acara yang menghadirkan Dony Indrawan, praktisi public relations (PR) ini menjadi momentum bagi Bupati Mudyat untuk menyentil praktik kepemimpinan yang ia nilai kurang efektif.
“Saya berharap sesi ini bisa sedikit membuka wawasan bagi kita semua, khususnya di PPU. Bagaimana kita bisa menjadi seorang pemimpin yang berkreasi, berinovasi, dan membangun individu yang lebih baik,” kata Mudyat memulai sambutannya.

Mudyat secara blak-blakan menyoroti kebiasaan buruk yang masih kerap terjadi sekadar menghabiskan anggaran tanpa memikirkan hasilnya. Ia membandingkan praktik ini dengan mengelola perusahaan hingga bangkrut.
“Kadang kita punya anggaran Rp10 miliar, ya Rp10 miliar dihabiskan. Tapi kita tidak jelas outcome-nya ke mana,” ujarnya. Menurutnya, hal ini membuat uang negara hanya menjadi sebuah rutinitas belaka, seperti untuk gaji, perjalanan dinas, atau kegiatan seremonial tanpa dampak nyata.
Sebagai contoh, Mudyat mencontohkan anggaran bantuan untuk masyarakat miskin.
“Ada anggarannya untuk bantuan 100 orang. Cuma outcome-nya Apa kemiskinan bertambah banyak atau bertambah sedikit Nah, itu yang harus dilakukan. Jadi, bukan hanya sekadar memberikan bantuan,” tegasnya.
Bupati Mudyat menekankan bahwa kepemimpinan transformasional harus berlandaskan pada visi dan orientasi pada hasil. Setiap anggaran yang digunakan, lanjutnya, harus dimanfaatkan secara maksimal demi kemaslahatan masyarakat.
“Jelas, Pak, sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya. Ini yang memang harus betul-betul kita tekankan, terutama bagi kita sebagai pemimpin,” tutur Mudyat.
Ia berharap, dengan kehadiran Dony Indrawan, para pemimpin di PPU mendapatkan bekal dan inspirasi baru.
“Mudah-mudahan kehadiran beliau bisa sedikit memberi wawasan bagi kita semua tentang bagaimana dan apa yang harus kita lakukan. Bagaimana sebetulnya cara pola pikir kita,” harapnya.
Mudyat mengajak semua pihak, mulai dari level terendah sebagai kepala keluarga, Ketua RT, kepala desa, camat, hingga kepala SKPD, untuk mengadopsi gaya kepemimpinan ini.
“Dimanapun kita berada, dengan posisi apapun kita, kita bisa membuat apa yang kita pimpin jauh lebih baik,” pungkasnya.
“Kita harus siap, tidak hanya sekadar menjalankan rutinitas.”(Adv)
Penulis: Ayu







