Samarinda – Kekurangan tenaga pengajar di jenjang SMA, SMK, dan SLB kembali menjadi sorotan DPRD Kalimantan Timur. Masalah ini terutama dirasakan pada posisi guru produktif di sekolah kejuruan, yang seharusnya menjadi motor penggerak untuk menyiapkan tenaga kerja terampil bagi dunia industri.
Sekretaris Komisi IV DPRD Kaltim, Darlis Pattalongi, menilai situasi tersebut sudah masuk kategori darurat dan membutuhkan penanganan serius dari pemerintah provinsi.
“Lulusan SMK memang dipersiapkan untuk langsung memasuki dunia kerja. Namun persoalannya, banyak SMK kita masih kekurangan guru produktif yang memiliki kompetensi sesuai bidang keahlian,” ujarnya, Senin (1/12/2025).
Darlis menjelaskan, defisit tenaga pendidik tidak hanya terjadi di SMK, tetapi juga di SMA dan SLB. Kekurangannya bahkan mencapai angka yang cukup besar. Di SMK, kebutuhan guru produktif hampir menyentuh 2.000 orang.
Sementara SMA kekurangan sekitar 1.000 guru, dan SLB masih membutuhkan sekitar 500 guru tambahan. Kondisi ini membuat pemenuhan standar pembelajaran semakin sulit dicapai.
Khusus untuk SMK, kekurangan guru produktif berpotensi menurunkan kualitas pembelajaran berbasis kompetensi. Tanpa tenaga pendidik yang sesuai bidang keahlian, lulusan SMK akan kesulitan bersaing di dunia kerja karena keterampilan praktis yang mereka peroleh tidak optimal.
Melihat situasi tersebut, DPRD Kaltim mendorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim mempercepat penyusunan strategi menyeluruh, termasuk peta kebutuhan guru per wilayah dan per bidang keahlian.
Langkah ini dinilai penting untuk memastikan kebijakan rekrutmen dan distribusi guru berjalan lebih terarah.
“Kami mengimbau agar dinas pendidikan menyusun peta jalan yang komprehensif untuk pemenuhan guru di seluruh sekolah,” tutup Darlis. (Adv/DprdKaltim)
