PENAJAM – Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) hingga kini belum memiliki museum atau ruang pamer budaya yang merepresentasikan kekayaan sejarah dan tradisi lokal.
Ketiadaan fasilitas ini bahkan membuat PPU gagal meraih peringkat pertama dalam ajang Panji-Panji Pembangunan Bidang Kebudayaan Kaltim.
Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) PPU, Christian Nur Selamat, menyebutkan nilai yang diperoleh PPU dalam ajang tersebut sebenarnya sangat tinggi, bahkan melebihi kabupaten/kota lain. Namun, karena tidak ada museum atau ruang pamer budaya, poin PPU terpaksa dikurangi.
“Nilai kita sempat lebih tinggi, tapi karena tidak memiliki museum atau ruang pamer budaya, akhirnya kita hanya meraih juara dua,” ujarnya, Selasa (10/6).
Christian menjelaskan, sebagian besar benda-benda budaya Paser saat ini masih tersimpan secara turun-temurun oleh keluarga pewaris adat. Tanpa wadah resmi seperti museum, upaya pelestarian dan edukasi budaya menjadi tidak maksimal.
“Kalau kita punya museum atau ruang galeri budaya, masyarakat bisa lebih mengenal sejarah dan identitas budaya daerah. Ini juga penting untuk mendukung penilaian dalam ajang-ajang kebudayaan resmi,” jelasnya.
Pihaknya berencana untuk segera mengajukan rencana pembangunan museum atau taman budaya kepada Bupati PPU yang baru, Mudyat Noor. Selama ini, usulan serupa sempat mendapat respons positif dari kepala daerah sebelumnya, namun belum terealisasi akibat berbagai kendala.
“Kami memang belum sempat bertemu langsung dengan Bupati yang baru. Tapi kami akan menghadap, menyampaikan pentingnya fasilitas budaya ini untuk kemajuan daerah,” tegas Christian.
Ia berharap, ke depan pemerintah daerah dapat memberikan perhatian lebih terhadap sektor kebudayaan, khususnya dalam penyediaan infrastruktur pendukung pelestarian budaya.
“Kami siap bersinergi dan menyusun perencanaan yang konkret. PPU punya kekayaan budaya yang luar biasa, sayang jika tidak memiliki rumahnya sendiri untuk dijaga dan diperkenalkan ke generasi muda,” tutupnya.







