PENAJAM — Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) terus mendorong pengembangan wisata sejarah dan budaya. Tujuannya tak hanya untuk memperkenalkan warisan budaya Benuo Taka, tetapi juga meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Kepala Disbudpar PPU Andi Israwati Latief, melalui Kabid Pariwisata dan Pemasaran, Juzlizar Rakhman, mengatakan saat ini pihaknya tengah fokus mengembangkan sejumlah destinasi yang punya nilai sejarah tinggi.
Beberapa di antaranya adalah makam Aji Raden Kusuma, Anden Oko, Anden Gedang, dan Aji Natam yang berada di Tepian Dalam, Muara Sesulu, serta Meriam Jepang di Kelurahan Gunung Seteleng, peninggalan dari masa Perang Dunia II.
“Kami ingin menggali lebih banyak informasi tentang situs sejarah di PPU, seperti Meriam Jepang yang punya nilai penting dalam sejarah peperangan,” jelas Juzlizar.
Disbudpar PPU kini sedang menyusun rencana pengembangan fasilitas penunjang di sekitar situs-situs sejarah. Mulai dari akses jalan, area parkir, tempat makan, hingga sarana kebersihan akan menjadi perhatian.
“Kalau fasilitas lengkap, wisatawan bisa lebih nyaman berkunjung, dan ini tentu bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah,” ujarnya.
Namun, Juzlizar mengakui, salah satu tantangan utama adalah masalah pembebasan lahan. Area untuk parkir, kuliner, dan fasilitas lainnya masih membutuhkan proses pengadaan yang tidak mudah.
“Tantangan pembebasan lahan memang besar, tapi kami yakin kalau dilakukan secara terkoordinasi, wisata sejarah ini bisa memberi dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat,” tutupnya.
Disbudpar PPU berharap, wisata sejarah di daerah ini tidak hanya menjadi sarana edukasi, tetapi juga berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata yang dikelola secara berkelanjutan.







