Error: Invalid or missing Google Analytics token. Please re-authenticate.

Dispusip PPU Beralih ke Prioritas Buku Digital, Barcode Akses Literasi Akan Disebar di Ruang Publik - Beritakaltimterkini.com

Dispusip PPU Beralih ke Prioritas Buku Digital, Barcode Akses Literasi Akan Disebar di Ruang Publik

PENAJAM – Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mengambil langkah strategis dalam mengembangkan literasi masyarakat dengan menjadikan buku digital sebagai prioritas utama pengadaan koleksi ke depan.

Kepala Dispusip PPU, M. Yusuf Basra, menegaskan bahwa penambahan buku fisik konvensional saat ini bukan lagi menjadi fokus utama, mengingat koleksi buku yang dimiliki perpustakaan daerah masih sangat banyak, mencapai kurang lebih 26 ribu eksemplar.

​Terkait adanya pengisian kuesioner tentang penambahan buku, Yusuf Basra membenarkan adanya niat untuk penambahan koleksi, namun dengan fokus yang berbeda.

“Pasti, tapi untuk saat ini buku kita masih sangat banyak kurang lebih 26 ribu dan tahun kemarin ada penambahan,” jelas Yusuf Basra, Sabtu (25/10/2025).

“Jika nanti ada kuesioner seperti itu berarti ada prioritas yang kita susun, saat ini prioritas kami yaitu buku digital.”

​Konsep perpustakaan digital ini dirancang untuk menjangkau masyarakat secara lebih luas dan mudah, tanpa harus datang ke gedung perpustakaan. Dispusip PPU berencana menyebarkan kode batang atau barcode akses buku digital di berbagai lokasi publik.

​“Jadi kita bisa sebar barcode-nya ke mana-mana, misalnya di taman, kecamatan, dan akan kita duplikat banyak-banyak,” ungkapnya.

Dengan sistem ini, masyarakat hanya perlu memindai barcode tersebut menggunakan perangkat mereka untuk langsung mengakses ribuan koleksi buku digital.

​Meskipun rencana ini sudah matang, Yusuf Basra menyatakan bahwa implementasinya masih menunggu kepastian anggaran.

“Untuk progresnya saat ini baru rencana, jika ada anggarannya kami akan beli sistemnya, dan kita beli buku digitalnya,” tegasnya.

Langkah ini merupakan upaya Dispusip PPU untuk beradaptasi dengan era digital dan mendorong budaya literasi yang lebih inklusif dan modern di seluruh wilayah PPU.

​Yusuf Basra juga menyoroti kondisi literasi di Indonesia yang berada pada tingkat sedang, di mana Kalimantan Timur (Kaltim) menempati urutan ke-6, meskipun posisi tersebut masih berubah-ubah setiap tahunnya. Ia mengakui adanya perbedaan tingkat literasi yang signifikan antara kabupaten dan kota, di mana kota seperti Samarinda yang memiliki banyak mahasiswa cenderung memiliki tingkat literasi yang lebih tinggi.

Melalui perpustakaan digital, Dispusip berharap kesenjangan akses literasi ini dapat diminimalisir, sehingga masyarakat PPU, baik di perkotaan maupun pedalaman, dapat terjangkau secara merata. (Adv)

Penulis : Ayu




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *