Bersoyong, Sebagai Tradisi Ungkapan Rasa Syukur Suku Paser

Penajam,- Bersoyong adalah ritual yang dilaksanakan suku Balik dan suku Paser dalam banyak kegiatan. Di masa silam merupakan kegiatan rutin untuk berbagai ungkapan syukur, pengobatan, masa panen, dan upacara adat sebelum masa tanam.

Saat bersoyong di masa panen, semua warga berkumpul di rumah kepala adat atau di lapangan. Warga membawa sejumlah hasil panen, memasak bersama, dan membawa serta semua anggota keluarga.

Sang pemimpin ritual bersoyong akan melantunkan doa dengan bahasa Balik atau bahasa Paser yang berisi ungkapan syukur kepada Sang Pencipta. Rapalan doa itu berisi ungkapan syukur karena masa panen tiba dengan kelimpahan. Dari hasil panen itu, warga bisa mengisi lumbung mereka dengan padi gunung untuk kebutuhan konsumsi setahun.

Bersoyong juga jadi wadah menjalin silaturahmi dan berbagi ilmu bagi masyarakat Adat Paser.

Cristian, Kepala Bidang Kebudayaan Disbudapar PPU menyebutkan, bersoyong sudah tak lagi jadi ritual tahunan sejak lebih dari 30 tahun lalu. Menurut dia, hal itu disebabkan oleh beralihnya kebiasaan masyarakat Paser dan Balik. Salah satunya adalah tradisi ladang berpindah yang sudah tak lagi dikerjakan.

“Pergeseran itu terjadi lantaran sistem pertanian mereka yang tidak lagi menetap, tapi berpindah dari ladang ke ladang yang lain sehingga sulit untuk berkumpu kembali”, ungkap cristian.

Ladang berpindah adalah sistem berladang yang tak mengandalkan satu lahan saja untuk berkebun, Jika lahan saat ini sudah digunakan untuk memanen padi gunung, pada musim tanam selanjutnya mereka akan menggunakan lahan lain sambil menunggu lahan lama meremajakan diri secara alami. (rmt/ppu)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *