Perda PUG harus disosialisasikan ke seluruh OPD di Kaltim

Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur Fitri Maisyaroh mengatakan, setelah disahkan, Perda Pengarusutamaan Gender (PUG) harus disosialisasikan ke seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di provinsi tersebut.

“Perda PUG ini terkait dengan mendorong perubahan sosial dalam proses pembangunan,” ujar Fitri Maisyaroh di Samarinda, Rabu.

Jadi, menurut Fitri, PUG itu bukan hanya sekadar pengarusutamaan perempuan, tapi bagaimana menempatkan kebutuhan perempuan dan laki-laki pada tempatnya, termasuk juga bicara tentang disabilitas.

Dijelaskannya, pengarusutamaan gender merupakan strategi untuk memasukkan perspektif gender ke dalam semua kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan.

Pengarusutamaan gender bukan hanya tentang menambah jumlah perempuan dalam berbagai sektor, tetapi juga tentang mengubah struktur dan budaya yang mempertahankan ketidakadilan gender.

“Pengarusutamaan gender penting karena gender adalah salah satu faktor yang mempengaruhi akses, partisipasi, kontribusi, dan manfaat dari pembangunan. Tanpa memperhatikan gender, pembangunan tidak akan efektif, efisien, dan berkeadilan,” papar Fitri.

Ia menyampaikan, PUG juga harus diperhatikan dalam penganggaran dan seterusnya. Harus ada prasyarat untuk OPD-OPD lain agar memastikan anggaran yang ada itu memperhatikan persoalan PUG.

“Misalnya, bagaimana kita memastikan di perangkat daerah atau kantor mereka sudah mengakomodir kebutuhan disabilitas, bisa mereka akses tanpa terhalang. Itu juga PUG sebetulnya,” katanya.

Fitri Maisyaroh berharap, dengan perubahan Perda PUG ini, setiap pihak bisa memahami esensi dari PUG itu sendiri.

Ia mencontohkan, jika sebuah program kesehatan tidak mempertimbangkan kebutuhan khusus perempuan, seperti kesehatan reproduksi, maka program tersebut tidak akan mencapai sasaran dan tujuannya.

Fitri menandaskan, pengarusutamaan gender sebagai tanggung jawab bersama dari semua pihak yang terlibat dalam pembangunan. Dengan pengarusutamaan gender, diharapkan pembangunan dapat memberikan manfaat yang merata dan adil bagi semua orang, tanpa membedakan gender.

“Jangan sempitkan PUG hanya berurusan dengan perempuan, walaupun memang selama ini cenderung ke sana. Tapi, makanya dengan sosialisasi ini, kita harapkan ada pemahaman yang lebih luas dan lebih baik,” tuturnya.

(FAN)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *