Penajam – Anggota Komisi III DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Thohiron menilai program operasi pasar yang dijalankan pemerintah daerah kurang efektif. Operasi pasar dianggap memberikan dampak positif apabila dilakukan pada saat terjadi kelangkaan.
“Pada situasi tertentu seperti saat terjadi kelangkaan atau paceklik, intervensi pemerintah seperti menggelar operasi pasar perlu dilakukan untuk membantu masyarakat,” ujar Thohiron.
Operasi pasar, lanjut Thohiron akan tepat sasaran jika dilakukan saat terjadi kelangkaan suatu barang. Di luar itu, tidak memberikan efek banyak bagi masyarakat. Meski barang tersebut mengalami kenaikan harga.
Kendati begitu, pihaknya tetap memberikan apreasi terhadap upaya pemerintah dalam membantu masyarakat meningkatkan daya beli.
“Kalau tidak ada kelangkaan yah tidak usah dilakukan operasi pasar, yang terpenting itu bagaimana kita membantu masyarakat dalam hal meningkatkan daya belinya,” jelasnya.
Selain membuat kebijakan yang lebih efektif, Thohiron juga menyarankan pemerintah daerah merevitalisasi pasar yang ada. Pasar yang tidak tertata dengan baik, akan menurunkan minat pembeli.
Dengan melakukan revitalisasi dan penataan pasar, pihaknya meyakini aktivitas di pusat perdagangan tersebut bisa semakin meningkat.
“Bagi pedagang, perlunya pasar yang nyaman dan menarik. Itu juga akan meningkatkan pengunjung untuk berbelanja di pasar,” ungkapnya.
Disisi lain, pihaknya menyoroti kebijakan pemerintah daerah yang dinilai hanya memikirkan target penyerapan. Program pemerintah daerah masih belum menjangkau dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
Ia menilai bahwa saat ini terlalu banyak pemikiran terkait penggunaan anggaran hanya untuk mencapai target belanja, tanpa memperhatikan output dan dampak yang dihasilkan.
“Pemda ini hanya memikirkan bagaimana caranya agar anggaran itu habis dan terserap. Sedikit sekali mereka itu memikirkan outputnya, uang yang sudah dikeluarkan itu manfaatnya untuk apa, sudah berapa yang diukur,” tukasnya. (Adv)