PENAJAM – Beredarnya kasus cuci darah pada anak di media sosial mengundang banyak pertanyaan terkait penyebab dan prosedur penanganannya.
Menanggapi hal tersebut, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Ginjal Hipertensi di RSUD Ratu Aji Putri Botung (RAPB) dr. Robinson Manurung, Sp.PD-KGH, memaparkan, cuci darah pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor kesehatan yang kompleks. Meskipun kasus pada anak tidak sebanyak orang dewasa, tetapi hal ini perlu diwaspadai untuk menghindari hal yang tak diinginkan.
“Cuci darah bisa bisa melalui kategori penyakit gangguan ginjal akut dan gagal ginjal kronis,” ucap pria yang akrab disapa dr. Robin tersebut.
Dijelaskan, penyakit ginjal pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kekurangan cairan tubuh yang berkepanjangan, adanya riwayat penyakit ginjal, serta faktor bawaan genetik.
“Konsumsi makanan yang mengandung zat adiktif yang melebihi batas yang disarankan juga bisa jadi salah satu penyebabnya,” paparnya.
Selain itu, keracunan zat tertentu, efek samping obat-obatan, gangguan aliran darah akibat kondisi seperti serangan jantung atau operasi, bahkan sengatan hewan berbisa dapat memicu gangguan ginjal pada anak-anak.
Meski demikian, RSUD RAPB belum mencatatkan kasus cuci darah pada anak, dr. Robin menjelaskan, penanganan cuci darah untuk anak memiliki persyaratan ketat yang diberlakukan, terutama harus ada dokter spesialis anak yang memiliki sertifikasi khusus dalam dialisis anak atau konsultan ginjal.
“Hal ini harus ditangani oleh SDM dengan keterampilan spesialis anak yang bersertifikasi khusus, dan saat ini belum ada di RAPB,” jelasnya.
Terlepas dari hal itu, dr. Robin tetap mendorong orang tua untuk memperhatikan kesehatan ginjal anak dengan melakukan pencegahan dini. Menjaga pola hidup sehat sangat penting untuk mencegah komplikasi ginjal pada anak-anak.