Potensi Besar Hasil Tambak di PPU Tertahan oleh Tantangan Legalitas dan Permodalan

PENAJAM – Hasil tambak yang menjanjikan di wilayah Babulu Laut dan Sebakung, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), menghadapi sejumlah tantangan yang dapat menghambat perkembangan usaha petani tambak setempat. Meskipun potensi produksi yang luar biasa, para petani kini terjebak dalam permasalahan serius terkait legalitas lahan dan permodalan.

Anggota DPRD PPU, Roman Rading, menegaskan pentingnya tindakan cepat dari pemerintah daerah untuk memberikan solusi nyata bagi petani tambak, agar mereka dapat menjalankan usaha mereka secara berkelanjutan.

“Hasil mereka luar biasa, tetapi saat ini mereka masih menghadapi satu masalah utama, yaitu legalitas lahan. Banyak petani yang belum memahami dengan jelas batas-batas lahan yang mereka kelola,” ungkap Roman.

Ketidakpastian mengenai legalitas lahan, menurut Roman, telah menciptakan tantangan besar bagi petani tambak. Tanpa status lahan yang jelas, mereka kesulitan mengakses permodalan dari lembaga keuangan maupun bantuan dari pemerintah. Kondisi ini menyebabkan banyak petani ragu untuk berinvestasi lebih dalam pengembangan usaha mereka, khawatir akan munculnya masalah hukum di masa depan.

Lebih lanjut, Roman menekankan bahwa pemahaman yang kurang tentang batas-batas lahan sering kali menimbulkan kebingungan dalam pengelolaan tambak. Hal ini berpotensi menghambat pertumbuhan dan perkembangan usaha tambak yang ada.

“Kami dari legislatif akan memberikan perhatian khusus kepada petani tambak di sana,” tambahnya.

Permodalan juga menjadi tantangan krusial. Menurut Roman, tanpa akses permodalan yang memadai, para petani tidak dapat meningkatkan skala produksi dan mengoptimalkan hasil tambak. Mereka terjebak dalam siklus usaha kecil, dengan keterbatasan modal yang menghalangi mereka untuk membeli peralatan modern atau mengadopsi teknologi budidaya yang lebih efisien.

Para petani tambak di PPU menanti tindakan nyata dari pemerintah dan dukungan yang lebih kuat untuk mewujudkan potensi besar hasil tambak mereka, sekaligus mendorong perkembangan ekonomi lokal. Dengan perhatian dan langkah yang tepat, diharapkan sektor tambak dapat berkembang pesat, memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat setempat.

“Banyak dari mereka terjebak dalam siklus usaha yang kecil, karena keterbatasan modal membuat mereka tidak mampu membeli peralatan yang lebih modern atau mengadopsi teknologi budidaya yang lebih efisien,” tutupnya. (ADV)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *