PENAJAM – Salah satu masalah yang masih menjadi sorotan dalam rapat pembahasan LKPJ Akhir Tahun Anggaran 2024 ialah masih tingginya angka stanting di PPU.
Ketua Komisi II DPRD Penajam Paser Utara (PPU), Thohiron sekaligus ketus pansus LKPJ 2024 menegaskan, upaya pencegahan stunting seharusnya tidak hanya difokuskan pada anak usia dini, tetapi sudah harus dimulai sejak fase perencanaan pernikahan.
“Pendekatan yang lebih menyeluruh dan terintegrasi sangat dibutuhkan, dimulai dari edukasi kepada calon pengantin,” ujarnya usai mengikuti rapat pada Selasa (23/4/2025).
Ia menyebut bahwa pasangan yang akan menikah perlu dibekali pengetahuan tentang membangun keluarga yang sehat, agar siap dalam menjalani masa kehamilan dan mengasuh anak di kemudian hari.
“Tak kalah penting, fasilitas kesehatan seperti Puskesmas harus dilibatkan sejak awal kehamilan,” tambahnya.
Thohiron menegaskan, pelayanan kesehatan untuk ibu hamil perlu dioptimalkan agar perkembangan janin berlangsung dengan baik.
Ia menyebut, ketika seorang ibu dinyatakan hamil, Puskesmas harus segera memberikan pendampingan. Pemeriksaan medis serta pemantauan kondisi janin harus menjadi perhatian utama.
“Perhatian terhadap ibu dan anak harus tetap berlanjut setelah bayi dilahirkan,” ujar Thohiron.
Menurutnya, Posyandu di setiap RT memiliki peran penting dalam memantau kondisi kesehatan ibu dan anak secara berkala. Ia juga menyoroti pentingnya pemberian ASI eksklusif, pemenuhan asupan gizi, serta pendampingan dalam hal pola asuh yang konsisten dan berkesinambungan.
Selain itu, ia juga menekankan bahwa penanganan stunting tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor saja.
“Harus ada sinergi antarinstansi, termasuk Dinas PUPR dan Perkim, guna memastikan ketersediaan sanitasi yang memadai dan tempat tinggal layak, terutama bagi keluarga muda yang tinggal di kawasan MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah),” tuturnya.
Ia optimistis, jika seluruh pihak bergerak bersama dan pelaksanaan program dilakukan secara konsisten, maka angka stunting dapat ditekan secara signifikan.