Menjaga Keseimbangan: Toko Modern Tumbuh, UMKM Tetap Harus Diberi Ruang di PPU

 

PENAJAM — Di tengah geliat pertumbuhan ekonomi dan masuknya investasi retail modern di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), muncul perhatian dari kalangan legislatif agar transformasi ini tidak mengabaikan nasib pelaku usaha kecil lokal. Wakil Ketua I DPRD PPU, Syahrudin M Noor, menegaskan bahwa kemajuan daerah tidak semestinya datang dengan mengorbankan keberlangsungan UMKM dan industri kreatif lokal.

Menurut Syahrudin, keberadaan toko-toko modern memang tak bisa dipungkiri menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi daerah. Namun, tanpa regulasi yang bijak, hal ini berisiko menimbulkan ketimpangan usaha di tengah masyarakat.

“Kita tidak menolak toko modern. Tapi kalau tidak dibatasi, toko-toko tradisional bisa terpinggirkan. Kita masih kabupaten, bukan kota besar. Jangan sampai perkembangannya tak terkendali,” ujarnya Jumat (2/5/2025).

Ia mengingatkan, toko modern pada dasarnya memiliki daya saing tinggi karena didukung modal kuat. Sementara pelaku UMKM lokal masih banyak yang bertahan dengan keterbatasan sarana dan akses pasar. Karena itu, menurutnya, perlu ada langkah nyata untuk melindungi mereka, baik dari sisi regulasi maupun pembinaan.

Lebih dari sekadar pembatasan jumlah, Syahrudin mendorong agar toko-toko modern juga ikut menjadi mitra UMKM lokal, bukan pesaing semata. Salah satu caranya, dengan memberi ruang khusus bagi produk lokal untuk dijual di etalase mereka.

“Kita ingin produk-produk dari home industry dan UMKM PPU bisa dipajang di toko-toko modern itu. Bukan hanya dijual produk dari luar,” katanya.

Selain itu, Syahrudin juga menyoroti potensi besar industri kreatif di PPU, terutama yang digerakkan anak-anak muda. Ia melihat tren positif munculnya usaha mandiri seperti kedai kopi, toko daring, hingga produk lokal khas daerah.

“Kita lihat anak-anak muda mulai bangun kafe, usaha kuliner. Mereka ini harus kita fasilitasi dan beri ruang. Jangan semua mau jadi pegawai. Jiwa wirausaha itu harus tumbuh,” tegasnya.

Ia berharap, pertumbuhan ekonomi di PPU dapat dikelola dengan bijak agar pembangunan tetap inklusif.

“Kita ingin investasi masuk, iya. Tapi juga jangan abaikan saudara-saudara kita yang berjuang dari bawah. Harus tumbuh bersama.” (ADV)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *