PENAJAM – Persoalan akses menuju Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi perhatian dalam pembahasan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2024–2044. DPRD PPU melalui Panitia Khusus (Pansus) RTRW menilai perlunya langkah strategis untuk membuka keterisolasian wilayah, salah satunya melalui pembangunan jembatan tol penghubung ke Balikpapan.
Ketua Pansus RTRW, sekaligus Sekretaris komisi III DPRD PPU, Sariman, menyampaikan bahwa konektivitas yang terbatas telah lama menjadi penghambat utama dalam percepatan pembangunan di PPU. Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar pembangunan jembatan tol masuk sebagai bagian penting dalam RTRW yang tengah dibahas.
“Penajam ini potensi besar, tapi kita terkendala akses. Jalan dari Balikpapan ke sini masih sulit. Maka, kami anggap penting untuk mengusulkan jembatan tol sebagai penghubung utama,” jelas Sariman dalam keterangannya, Rabu (14/5/2025).
Ia menambahkan, infrastruktur tersebut tak hanya akan menunjang mobilitas masyarakat dan distribusi barang, tapi juga dapat mendukung kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang bakal menampung jutaan penduduk.
“Kalau nanti IKN padat dan hanya bertumpu pada Jembatan Pulau Balang, macet tidak terhindarkan. Jembatan tol ke Penajam bisa jadi jalur alternatif dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” ujarnya.
Menurutnya, dengan terbukanya akses, peluang investasi pun makin besar. Sariman menyebut PPU memiliki ketersediaan lahan yang luas untuk berbagai kebutuhan, mulai dari industri hingga pendidikan tinggi. Namun, selama belum ada jalur transportasi yang memadai, potensi itu belum bisa dimanfaatkan optimal.
“Investor akan berpikir dua kali kalau akses ke wilayah kita masih susah. Jadi ini soal membuka pintu kemajuan,” tegasnya.
Rencana pembangunan jembatan tol tersebut telah dimasukkan dalam dokumen RTRW sebagai bagian dari upaya jangka panjang membangun konektivitas wilayah. DPRD PPU berharap hal ini dapat menjadi perhatian pemerintah pusat agar realisasinya bisa segera diwujudkan.
