Ditengah Efisiensi Anggaran, Festival Nondoi 2025 Tetap Digelar Meski Lebih Sederhana

PENAJAM – Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) memastikan tetap menggelar Festival Adat Belian Nondoi tahun ini, meskipun dalam format yang lebih sederhana. Festival ini merupakan salah satu warisan budaya tak benda masyarakat Paser yang telah masuk dalam kalender nasional.

Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar PPU, Christian Nur Selamat, menyampaikan pelaksanaan Festival Nondoi tahun ini hanya berlangsung selama tiga hari, lebih singkat dari tahun lalu yang digelar lima hari karena dirangkaikan dengan Festival Tanjong Panajo.

“Tahun ini kita fokus hanya pada Festival Nondoi. Tanjong Panajo kemungkinan besar tidak digelar lagi karena keterbatasan anggaran,” ungkap Christian, belum lama ini.

Festival Nondoi dikenal sebagai ritual adat Belian yang sarat nilai budaya dan spiritual masyarakat pedalaman Paser. Meskipun dalam keterbatasan, pemerintah daerah berupaya agar pelaksanaan festival tetap bermakna dan berkesan.

Namun, kemeriahan seperti yang tampak pada penyelenggaraan tahun lalu dipastikan tidak akan terulang. Salah satunya karena tidak adanya penampilan tari kolosal dari sanggar-sanggar seni, yang sebelumnya menjadi daya tarik utama.

“Tahun lalu memang sangat meriah dengan tari kolosal. Tapi tahun ini, tampaknya kami belum bisa melibatkan sanggar dalam skala besar karena keterbatasan biaya,” jelas Christian.

Bahkan, beberapa sanggar seni yang sebelumnya berpartisipasi secara swadaya menyatakan tidak sanggup kembali tampil karena beban pembiayaan yang cukup besar.

“Sebenarnya dari pihak provinsi juga berharap penampilan seperti tahun lalu bisa dihadirkan lagi, karena sempat menjadi sorotan. Tapi tanpa dukungan anggaran, sebagian besar sanggar angkat tangan,” tambahnya.

Meski begitu Disbudpar tetap menekankan pentingnya pelaksanaan Festival Nondoi sebagai bentuk pelestarian budaya lokal. Pemerintah berharap festival ini terus menjadi ajang promosi budaya PPU ke tingkat yang lebih luas.




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *