PENAJAM – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Danum Taka Penajam Paser Utara (PPU) tengah berupaya untuk meningkatkan cakupan layanan air bersih di wilayahnya. Hal ini menjadi salah satu bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang dipimpin langsung oleh Bupati PPU.
Berdasarkan hasil rapat dengan Dewan Pengawas dan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Dirut Perumda Danum Taka, Abdul Rasyid menjelaskan bahwa perusahaannya akan berfokus pada dua target utama.
“Target kami adalah mencapai cakupan layanan perpipaan hingga 80% dari saat ini yang baru mencapai 34%,” ujar Abdul Rasyid. “Selain itu, kami juga menargetkan cakupan layanan administrasi sebesar 75%,” tambahnya, Kamis (14/8/2025).
Untuk mencapai target tersebut, Perumda Danum Taka akan melakukan beberapa langkah strategis, salah satunya adalah dengan mengaktifkan kembali sejumlah Pamsimas (Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) yang sudah ada di desa dan kelurahan.
Selama ini, banyak Pamsimas yang sudah dibangun dengan kapasitas memadai (sekitar 1,5-5 liter/detik), namun belum memiliki jaringan perpipaan yang memadai. Akibatnya, masyarakat harus datang langsung ke lokasi untuk mengambil air.
“Kami akan berkolaborasi dengan berbagai pihak, mulai dari Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkim) dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), hingga pemerintah desa, BUMDes, koperasi, dan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),” jelas Abdul Rasyid.
Perumda Danum Taka akan mendampingi BUMDes atau pemerintah desa dalam proses pengolahan air. Sementara itu, pembangunan jaringan perpipaan akan diupayakan melalui berbagai skema pendanaan, seperti melalui Anggaran Dana Desa (ADD).
“Jika ini berhasil, pertumbuhan sambungan rumah (SR) kita bisa meningkat drastis,” kata Abdul Rasyid.
“Jika ada 21 Pamsimas dengan kapasitas rata-rata 100 SR, kita bisa mendapatkan tambahan 2.100 sambungan rumah,” tambahnya.
Di sisi lain, Perumda Danum Taka juga melakukan evaluasi terhadap program subsidi air bersih untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan rumah ibadah. Abdul Rasyid mengungkapkan bahwa program ini berjalan cukup baik.
“Alhamdulillah, rata-rata penggunaan air di rumah tangga berpenghasilan rendah (R2) berada di angka 10 meter kubik per bulan,” ujarnya.
“Sementara itu, rumah ibadah rata-rata menggunakan sekitar 50 meter kubik per bulan, sesuai dengan target kami,” tambahnya.
Meskipun demikian, ada beberapa rumah ibadah seperti Islamic Center dan yang berada di pelabuhan, penggunaan air cukup tinggi. Namun, hal ini masih dianggap wajar dan dapat ditoleransi.
Abdul Rasyid juga mengingatkan bahwa program ini tidak boleh disalahgunakan.
“Kami tidak ingin masyarakat menggunakan air seenaknya. Jika penggunaan air mereka tidak mencapai 10 meter kubik, mereka tidak perlu menghabiskannya. Ini adalah salah satu evaluasi kami,” pungkasnya.(Adv)
Penulis: Ayu
