Bupati PPU dan Direksi Perumda Danum Taka Diskusi Terkait Percepatan Layanan Air Bersih bagi Masyarakat

PENAJAM – Bupati Penajam Paser Utara (PPU, Mudyat Noor lanjut lakukan diskusi usai lantik Dewan Pengawas Perumda Air Minum Danum Taka (AMDT), Nicko Herlambang. Kegiatan yang berlangsung di ruang kerja Bupati ini juga dihadiri Dirut Perumda AMDT, Abdul Rasyid, Kamis (26/6/2025).

Kepada awak media, Nicko Herlambang menjelaskan diskusi ini terkait pembahasan strategi pemenuhan kebutuhan air baku dan percepatan layanan air bersih bagi masyarakat.

Dia menyoroti pemenuhan air baku sebagai prioritas utama.

“Kebutuhan air baku menjadi PR (pekerjaan rumah) terbesar kita,” ujarnya.

Nicko menjelaskan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi intensif dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan pemerintah pusat untuk menindaklanjuti pembangunan Bendungan Lawe-lawe. Bendungan ini diharapkan mampu meng-cover hingga 50-60% dari total produksi air Perumda.

Selain itu, diskusi juga menyentuh penyerahan aset-aset yang telah dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) PPU kepada PDAM.

“Bagaimana aset-aset ini bisa segera diserahkan kepada PDAM agar bisa segera digunakan,” tambah Nicko, menekankan pentingnya legalisasi aset untuk operasional.

Rencana pembangunan intake baru di Sungai Riko oleh BUPs (Badan Usaha Pembangunan Sistem) dan potensi sumber air dari proyek kerja sama dengan Kabupaten Paser juga menjadi catatan penting. Ini diharapkan dapat menjadi sumber air tambahan yang signifikan.

“PR terbesar kita adalah sumber daya air baku,” tegas Nicko.

Ia juga menyoroti upaya Perumda dalam mengejar pendanaan untuk proyek penyambungan pipa dan percepatan pemasangan sambungan rumah (SR). Meskipun menjadi tanggung jawab PUPR, Perumda berkomitmen mendorong percepatan pencapaian SR.

Terkait pemasangan SR gratis yang sudah tidak ada dari pemerintah pusat, Perumda mencari solusi agar tidak membebankan masyarakat.

“Kita memberikan upaya untuk mendapatkan keringanan, nanti sistemnya dicicil. Dari biaya pemasangan tadi per bulan berapa, supaya tidak merepotkan,” jelasnya.

Ini merupakan salah satu cara untuk mendorong masyarakat yang belum memiliki sambungan PDAM agar bisa memasang.

Diskusi juga membahas evaluasi sinergi untuk peningkatan keuntungan Perumda. Nicko menyebutkan bahwa tahun lalu dividen mencapai Rp 1 miliar.

“Kita mau evaluasi lagi nih bisa enggak lebih dari Rp 1 miliar caranya kita melakukan efisiensi, ini menyangkut banyak hal bagaimana pengeluaran bisa kita kurangi, kemudian perumda bisa lebih kita efektifkan. Itu jadi catatan penting kita,” paparnya.

Mudyat Noor dan para direksi Perumda memahami bahwa inti bisnis PDAM adalah untuk kemakmuran masyarakat sebesar-besarnya, sejalan dengan konsep Undang-Undang Sumber Daya Air.

“Bagaimana kebutuhan air masyarakat dapat dipenuhi. Kemudian, bagaimana Perumda juga bisa berjalan, itu yang harus kita seimbangkan,” ujar Nicko Herlambang.

Hal ini bertujuan agar tidak banyak lagi beban APBD yang harus dialokasikan ke PDAM.(ADV)

 

Penulis: Ayu




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *