Jakarta- Bupati Penajam Paser Utara (PPU), Mudyat Noor, menjadi salah satu kepala daerah yang mendapat kehormatan sebagai tamu spesial dalam program podcast nasional Teras Negeri yang diproduksi oleh Tempo, salah satu media terkemuka di tanah air.
Kehadiran Bupati Mudyat dalam program Teras Negeri di studio Tempo diterima langsung oleh Ade Liesnasari sebagai Direktur Tempo dan Sejumlah jajaran lainnya dan sesi dialog dipandu langsung oleh pembawa acara Rini Kustiani yang menggali sejumlah informasi terkait program visi misi kepala daerah dalam membangun wilayah serta sejumlah tantangan kepemimpinan ditengah wilayah yang menjadi bagian dari Ibu Kota Negara Nusantara. Selasa (1/1/2025) Sore
Pada sesi bincang santai namun sarat makna tersebut, Bupati Mudyat Noor memaparkan Visi Pembangunan Kabupaten Penajam Paser Utara untuk periode 2025–2029 dengan “Berkolaborasi Membangun Penajam Paser Utara yang Unggul, Berkeadilan, Sejahtera, dan Berdaya Saing sebagai Gerbang Ibu Kota Nusantara.”
Menurut Mudyat, visi ini dilandasi kesadaran bahwa Kabupaten PPU kini memegang peranan strategis nasional sebagai pintu gerbang utama menuju IKN. Posisi geografis ini membawa konsekuensi besar: tanggung jawab untuk membangun daerah yang siap mendukung ibu kota masa depan Indonesia.
“Kita ingin memastikan pembangunan di PPU tidak tertinggal dari IKN. Pembangunan harus merata, berkelanjutan, dan berdampak langsung bagi masyarakat,” katanya dalam sesi dialog.
Orang nomor satu di Kabupaten PPU tersebut juga menekankan bahwa tantangan terbesar saat ini adalah menyelaraskan pembangunan PPU dengan keberadaan IKN agar tidak terjadi ketimpangan antar wilayah. “Sangat ironis bila IKN megah berdiri, tapi wilayah sekitarnya tertinggal,” tegasnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Ia menjelaksan bahwa saat ini Pemkab PPU tengah mengintensifkan sinkronisasi dan integrasi kebijakan pembangunan daerah dengan pemerintah pusat, provinsi, dan Otorita IKN (OIKN). Fokus utama diarahkan pada pembangunan infrastruktur dasar, layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan, penguatan konektivitas wilayah, dan pengembangan sektor unggulan lokal.
Langkah konkret dilakukan melalui pendekatan tematik, holistik, integratif, dan spasial dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan. Tidak hanya itu, Mudyat juga mengungkapkan telah mengusulkan skema fiskal fiskal khusus kepada pemerintah pusat sebagai bentuk keadilan fiskal atas beban tambahan sebagai daerah penyangga IKN.
“Samapai saat ini kami terus berupaya untuk mendorong transfer dana berbasis kinerja IKN dan kebijakan alokasi dana pusat untuk membiayai pengendalian dampak sosial-lingkungan dari pembangunan nasional serta pemerataan wilayah yang ada karena beririsan langsung dengan IKN,” jelasnya.
Lebih lanjut, selain menyeimbangkan pemerataan pembangunan, Dia juga menyelaraskan program tata kelola melalui transformasi layanan publik berbasis digital melalui sistem integrasi satu data. Langkah yang diukur ini mampu memangkas birokrasi, mempercepat pelayanan, dan menjadikan pembangunan lebih terukur.
Seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) kini diwajibkan menyusun indikator SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, dan Time-bound) serta kontrak kinerja yang berbasis hasil. Masyarakat juga dilibatkan secara aktif melalui pembentukan forum pelayanan publik sebagai mitra evaluasi.
“Kami ingin semua program benar-benar terukur dan transparan. Setiap kebijakan harus bisa dipertanggungjawabkan karena anggaran yang digunakan adalah milik rakyat,” tambah Mudyat.
Membahas topik yang lebih mendalam, yaitu pemerintah daerah Mudyat memiliki target besar salah satunya menjadikan daerah Kabupaten PPU sebagai kawasan mandiri, inklusif, dan terdepan karena menjadi gerebang ibu kota nusantara sehingga memerlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang semakin unggul, memberdayakan saing dalam perekonomian lokal, dan memperkuat tata kelola yang berintegritas.
“Kita hanya punya satu kesempatan untuk menciptakan masa depan yang lebih baik. Jangan sia-siakan peluang ini. Mari bersatu, berkolaborasi, dan bergerak bersama setiap rupiah anggaran dan program pembangunan harus kembali kepada rakyat. Ini bukan infrastruktur soal semata, tapi soal keadilan sosial dan kelangsungan,” tuturnya dengan penuh keyakinan.
Di akhir sesi podcast, Mudyat menyampaikan pesan inspiratif kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menjaga semangat kolaborasi. Dengan optimisme dan strategi yang matang berharap Kabupaten yang dipimpinnya tidak hanya menjadi penyangga wilayah, tetapi juga tidak memperlambat kemajuan masa depan Kabupaten PPU.
“Masa depan Penajam Paser Utara adalah milik kita semua. Mari terus menjaga semangat gotong royong, bersatu membangun daerah dengan harapan kerja nyata, dan optimisme. Kita adalah rumah pertama IKN – mari kita jadi contoh, bukan penonton” .Pungkasnya. (hms13)