PENAJAM – Meskipun Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dikenal dengan produksi ikan yang melimpah, angka stunting di daerah ini tetap tinggi. Anggota DPRD PPU, Ishaq Rahman, mempertanyakan ketidaksesuaian ini dan mendesak perlunya kajian mendalam tentang distribusi pangan dan gizi serta dampaknya terhadap kesehatan masyarakat.
“Produksi ikan kita besar, tapi angka stunting juga tinggi. Rasanya ini tidak sinkron,” ungkap Ishaq.
Ia menyoroti bahwa sumber daya alam yang melimpah seharusnya dapat menekan angka stunting, yang merupakan masalah kesehatan serius akibat kekurangan gizi kronis pada anak-anak.
Walaupun pemerintah daerah telah meluncurkan berbagai program untuk mengatasi stunting, hasilnya belum terlihat signifikan. Ishaq mendesak perluasan kajian terkait akses gizi dan distribusi protein, terutama untuk anak-anak.
“Stunting masih jadi perdebatan yang tidak ada ujungnya,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa meskipun produksi ikan berlimpah, distribusi hasil tangkapan laut belum optimal, terutama untuk masyarakat di daerah terpencil. Dengan perhatian lebih pada isu distribusi dan akses gizi, diharapkan PPU dapat mengubah potensi hasil lautnya menjadi solusi nyata bagi masalah stunting.
“Apakah hasil ikan sampai ke masyarakat yang membutuhkan? Ini harus dikaji lebih lanjut,” ujarnya.
Ishaq juga menekankan bahwa stunting bukan hanya masalah ekonomi. “Tidak ada jaminan anak dari keluarga kaya tidak mengalami stunting. Ini adalah masalah kompleks yang melibatkan pola asuh dan pengetahuan masyarakat tentang gizi,” katanya. (ADV)