PENAJAM – Anggota DPRD Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Jamaluddin, menanggapi peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terkait potensi pasang air laut setinggi 2,8 meter yang diperkirakan terjadi pada 15 hingga 16 April 2025. Peningkatan muka air laut tersebut dinilai berpotensi memicu banjir rob di wilayah pesisir.
Menurut Jamaluddin, masyarakat di wilayah pesisir Tanjung Jumlai sudah cukup terbiasa menghadapi kondisi tersebut. Ia menyebut fenomena pasang tinggi air laut sudah menjadi siklus tahunan yang dipahami masyarakat setempat.
“Untuk warga di pesisir Tanjung Jumlai, kondisi pasang seperti itu sudah biasa. Mereka tidak terlalu kaget karena ini memang sering terjadi di musim-musim tertentu,” ujarnya, Senin (14/4/2025).
Meski demikian, ia tidak menampik bahwa banjir rob di masa lalu pernah menimbulkan gangguan. Air laut sempat naik dan menutup akses jalan umum hingga memasuki halaman rumah warga.
“Ketinggian air saat itu bahkan mencapai 10 sampai 12 sentimeter di atas jalan. Rumah-rumah warga yang berada tepat di bibir pantai juga tak luput dari genangan,” jelasnya.
Warga, lanjutnya, telah berupaya melakukan langkah antisipasi dengan membangun tanggul-tanggul kecil atau blok di belakang rumah mereka. Namun, ia mengakui bahwa ketika air pasang mencapai titik tertinggi, upaya tersebut seringkali belum mampu sepenuhnya menahan masuknya air laut.
“Air tetap masuk kalau memang pasangnya tinggi. Tapi karena sudah sering terjadi, masyarakat tahu harus melakukan apa. Mereka belajar dari pengalaman sebelumnya,” imbuhnya.
Jamaluddin pun mengimbau masyarakat tetap waspada dan terus mengikuti informasi dari BMKG, terutama bagi warga yang tinggal di kawasan paling dekat dengan bibir pantai.(ADV)