PENAJAM – Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) mencatat populasi sapi di wilayahnya masih dalam kondisi stabil. Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah populasi saat ini berada di kisaran 8.200 ekor.
Namun, data lapangan menunjukkan angka riil bisa mencapai sekitar 10 ribu ekor, karena banyak sapi masyarakat yang belum terdata secara administratif.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian PPU,Ristu Pramula saat dikonfirmasi pada Kamis (3/7/2025).
“Data populasi resmi mengacu pada survei BPS, yakni sekitar 8.200 ekor. Tapi kenyataannya bisa lebih karena masih ada sapi-sapi milik masyarakat yang tidak tercatat, terutama yang dilepas di lahan terbuka atau kawasan perusahaan,” jelas Ristu.
Menurutnya, Distan PPU secara rutin melakukan pendataan internal melalui kelompok ternak dan peternak mandiri. Dari hasil pendataan tersebut, populasi sapi di PPU diperkirakan dapat menembus angka 10.000 ekor, termasuk ternak yang tidak tercatat dalam sistem statistik nasional.
“Kami turun langsung ke lapangan, ke kelompok-kelompok atau rumah peternak. Selisihnya memang tidak terlalu besar, tapi jumlah sebenarnya bisa lebih tinggi,” katanya.
Menjelang dan setelah pelaksanaan Iduladha 1445 H, Distan PPU juga mencatat adanya penurunan populasi sapi jantan sekitar 5 persen akibat penyembelihan hewan kurban. Namun demikian, Ristu menegaskan kondisi tersebut masih dalam batas aman dan tidak berdampak signifikan terhadap populasi keseluruhan.
“Penurunannya hanya sekitar 5 persen, dan itu hanya jantan. Yang perlu kita jaga justru populasi betina, karena itu yang berperan penting dalam regenerasi ternak,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa sebagian besar hewan kurban yang disembelih di PPU berasal dari luar daerah seperti Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Hal ini disebabkan oleh keterbatasan stok lokal yang memenuhi kriteria umur dan bobot ideal untuk kurban.
“Kami memang sengaja menjaga agar populasi sapi lokal, terutama yang betina, tidak terpakai untuk kurban. Jadi kebutuhan banyak dipenuhi dari luar daerah,” tambahnya.
Sebagai upaya jangka panjang, Dinas Pertanian PPU terus mendorong penguatan kelompok peternak serta peningkatan kualitas populasi sapi lokal. Salah satunya melalui program inseminasi buatan (IB) dan pengawasan kesehatan hewan secara berkala.
Langkah ini diambil untuk mengurangi ketergantungan terhadap pasokan sapi dari luar daerah dan meningkatkan kemandirian peternakan lokal dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dan keagamaan, seperti kurban dan hajatan.
“Kami berupaya menjaga kestabilan populasi dan mendorong kemandirian melalui inseminasi buatan dan kontrol kesehatan hewan secara rutin,” tutup Ristu.
Penulis: Akhmadi







