Legislator Kaltim minta pemprov prioritaskan tekan angka pengangguran

Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur Baharuddin Muin meminta pemerintah provinsi membuat program prioritas untuk menekan angka pengangguran di Benua Etam.

“Kami mendorong Pemprov Kaltim untuk lebih memahami situasi dan kondisi terkait perkembangan ekonomi di Kaltim, khususnya soal ketersediaan lapangan kerja,” ujar Muin di Samarinda, Minggu.

Dia menjelaskan, tingkat pengangguran di Kaltim masih tinggi karena lapangan pekerjaan yang tersedia sangat sedikit. Jumlahnya tidak sebanding dengan para pencari kerja.

“Kami meminta Pemprov Kaltim untuk berkoordinasi dengan para investor membuka peluang kerja kepada masyarakat lokal untuk memastikan jumlah tenaga kerja daerah berhasil terserap,” kata Muin yang juga legislator daerah pemilihan PPU-Paser.

Ia juga berharap Pemprov Kaltim untuk mengamati pertumbuhan ekonomi makro secara serius, serta memperhatikan sektor yang berpeluang menyerap tenaga kerja terbanyak. Semestinya mengedepankan prinsip padat karya, dibanding padat modal.

Hal itu harus dilakukan untuk mencari upaya atau langkah yang mesti diambil dalam memenuhi penyerapan angkatan kerja di masa depan.

“Jika terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi, pemerintah tentu bisa menyiapkan langkah apa yang harus diambil,” ujar anggota Fraksi Gerindra itu.

Selain itu, Muin meminta Pemprov Kaltim untuk cermat membaca peluang usaha yang tersedia di Kaltim. Hal ini untuk memastikan lapangan kerja bisa diciptakan lebih banyak dan tenaga kerja bisa terserap maksimal.

“Perlu untuk memperhatikan sektor mana yang bisa jadi peluang, mana yang bisa menyerap tenaga kerja,” tuturnya.

Sebagai informasi, data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim per Februari 2023, ada 20,33 persen dari total angkatan kerja di Kaltim bekerja di sektor perdagangan.

Serapan tenaga kerja sebanyak 367.785 orang tersebut mengalami penambahan 1.515 orang, jika dibandingkan dengan Februari 2022 yang tercatat ada 366.270 tenaga kerja di lapangan usaha perdagangan besar, eceran, reparasi dan perawatan mobil maupun sepeda motor.

Penyumbang serapan tenaga kerja terbanyak kedua adalah lapangan usaha pertanian dalam arti luas seperti tanaman pangan, hortikultura, kehutanan, dan perikanan, yakni mencapai 19,99 persen atau sebanyak 361.583 tenaga kerja.

(FAN)




Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *